MANAJEMEN RESIKO

RISIKO
Dalam Arti Umum, Risiko meruapakan potensi kejadian yang berpengaruh negatif terhadap pencapaian visi, misi, sasaran dan target perusahaan atau organisasi. Risiko tidak dapat dihilangkan namun dapat diantisipasi dampaknya, atau dikurangi level pengaruh negatifnya.

                 
Kata “Risiko” tidak asing lagi bagi kita, hampir setiap saat kita mengalami yang namanya “Risiko”, seperti contohnya kita memakan buah apel yang belum dicuci, kemudian kita merasa sakit perut, nah Sakit Perut itu yang dinamakan “Risiko”
         
Di dalam Organisasi, “Risiko” merupakan hal yang selalu dihindari oleh setiap manajer, karena Risiko tersebut dapat mempengaruhi pencapaian tujuan Organisasi di dalam Manajemen.
           


Rounded Rectangle: Jenis Risiko



Rounded Rectangle: Risiko Murni






1.     Resiko Murni adalah resiko yang muncul (tidak disengaja) sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian :
·        Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan kebakaran, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.
·        Resiko akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yang Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
·        Bencana alam seperti banjir, gempa, angin topan, dan sebagainya

2.     Resiko Spekulatif adalah resiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh resiko spekulatif diantaranya adalah:
·        Resiko Perubahan Harga
Harga pasar suatu produk, jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik maupun turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan
dan sebaliknya.
·        Resiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang. Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita akan mengalami kerugian.


METODE PENANGANAN RESIKO
http://www.bppk.depkeu.go.id/images/stories/jurnal/jap/irfa/3.modelcosoerm.png
Dari Gambar di atas, saya akan menjabarkan 8 Metode Penanganan Risiko :
1.     Internal Environment (Lingkungan Internal)
Lingkungan Internal yang dimaksud adalah lingkungan Organisasi yang dapat mempengaruhi cara pandang Organisasi tersebut terhadap Risiko.
Lingkungan Internal ini meliputi :
·        Philosophy (Kultur Manajemen di dalam Organisasi terhadap Risiko)
·        Integrity (Integritas yang dimiliki untuk menghadapi Risiko)
·        Risk Perspective (Perspektif terhadap Risiko)
·        Risk Appetite (Penerimaan atau selera terhadap Risiko)

2.     Objective Setting (Penentuan Tujuan)
Langkah ini berfungsi agar manajemen dapat memastikan tujuan-tujuan (Objectives) sesuai dengan Visi & Misi Organisasi serta konsisten terhadap penerimaan terhadap Risiko (Risk Appetite).



3.     Event Identification (Identifikasi Risiko)
Pada tahap ini, Manajemen mengidentifikasi kejadian-kejadian yang bersifat potensial baik di lingkungan internal maupun eksternal. Kejadian-kejadian yang dimaksud adalah kejadian-kejadian yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan Organisasi.

4.     Risk Assessment (Penilaian Terhadap Risiko)
Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan kemungkinan kejadian-kejadian terjadi, serta dampak nya bagi proses pencapaian tujuan Organisasi. . Kejadian-kejadian yang dimaksud dianalogikan sebagai ”Likelihood” (Kejadian kemungkinan terjadi) dan “Impact” (Dampak dari Kejadian). Untuk mendapatkan hasil besarnya Risiko yang akan didapatkann oleh organisasi diperlukan Rumus : Likelihood x Impact

5.     Risk Response (Sikap Atas Risiko)
Apabila Risiko sudah diperoleh, maka Organisasi akan memberi nilai terhadap risiko tersebut, apakah ”nilai risiko nya besar, yang akan berdampak buruk”, “atau nilai risiko nya kecil sehingga tidak perlu diatasi”.
Sikap terhadap Risiko dapat berupa :
·        “Avoidance”, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko besar terjadi
·        “Reduction”, yaitu mengambil langkah-langkah    mengurangi likelihood atau impact dari risiko tersebut
·        “Sharing”, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain
·        “Acceptance”, yaitu menerima risiko yang terjadi dimana biasanya risiko tersebur berdampak kecil dan tidak perlu upaya khusus untuk dilakukan.





6.     Information & Communication (Informasi dan Komunikasi)
Tahap selanjutnya adalah Informasi dan Komunikasi, tahap ini sangat penting agar risiko yang muncul dapat dikomunikasikan kepada sesama dan segala informasi penting yang berhubungan dengan risiko dapat menyebar dengan baik sehingga tiap orang di organisasi tersebut dapat menjalankan kewajibannya masing-masing.

7.     Monitoring
Pada tahap terakhir, kita akan melaksanakan tahap Monitoring. Tahap ini dapat dilaksanakan dalam bentuk supervisi, rekonsiliasi, evaluasi, dan sebagainya guna mencapai pengawasan yang maksimal.
Apabila pengawasan maksimal, maka Risiko adanya kesalahan kemungkinan kecil terjadi.



Paskah Dongan Pakpahan
1-G (D-IIIKebendaharaan Negara)

143010004528

Manajemen Risiko

RISIKO.

Setiap organisasi pasti memiliki visi dan misinya sendiri agar target yang direncanakannya akan berjalan dengan baik. Seiring dengan berlangsungnya kegiatan organisasi, besar kemungkinan akan muncul potensi-potensi kejadian yang berdampak negatif terhadap pencapaian visi dan misinya tersebut. Nah, potensi kejadian negatif itu lah yang kita sebut dengan istilah RISIKO.

Pengertian dari risiko, secara formal, dapat dibagi dalam tiga hal, yaitu:


  • Chance of Loss (Kans Kerugian)
  • Possibility of Loss (Kemungkinan Kerugian)
  • Uncertainity (Ketidakpastian)


Sayangnya, risiko ini tidak dapat dihilangkan dari dalam proses berjalannya organisasi. Namun, dengan usaha yang maksimal, dampak negatif dari risiko akan dapat kita minimalisir.


Ada 2 pembagian dari jenis-jenis risiko yang akan saya jabarkan setelah ini.


Gempa bumi, yang merupakan bencana alam, adalah hal luar biasa yang kejadiannya tidak dapat dicegah ataupun dihentikan oleh manusia. Begitupun dengan kebakaran, perampokan, dan sejenisnya. seorang individu tak mampu mencegah kejadian-kejadian tersebut karena itu diluar kontrol si individu itu sendiri. Mengapa saya menyebutkan hal-hal tersebut??

Jadi, hal-hal yang saya sebutkan diatas adalah termasuk dalam jenis Risiko Murni, yaitu risiko yang muncul secara tidak disengaja karena sebuah situasi yang tidak bisa kita kontrol dan konsekuensinya adalah kerugian.


Selanjutnya, sebuah organisasi tentu membutuhkan dana dalam pengoperasiannya. Entah untuk modal usaha, untuk memulai sebuah kegiatan, ataupun sejenisnya. Salah satu opsi dalam mendapatkan dana tersebut adalah dengan pinjaman, atau dapat disebut pengajuan kredit. Kesuksesan dari program yang dijalankan ini lah yang dapat menentukan organisasi terebut mendapatkan keuntungan atau kerugian dengan kredit yang diajukannya. Apabila program berhasil, maka kredit dapat dikembalikan dengan lancar bahkan dapat mencapai keuntungan. Sedangkan apabila acara gagal, maka kredit akan menyebabkan kerugian bagi organisasi itu sendiri.

Nah, kegagalan dan keuntungan terhadap kredit itulah yang merupakan salah satu contoh dari jenis
Risiko Murni, yaitu risiko yang muncul dari sebuah keputusan yang konsekuensinya bisa positif, ataupun negatif.


Metode Penanganan Risiko.


Sebagai proses awal dari penanganan risiko, kita harus memperhatikan dari sektor Internal Environment (Lingkungan Internal) organisasi itu sendiri. Dengan memperhatikan sektor ini, kita dapat menentukan gambaran dasar dari sebuah organisasi dan dapat memberikan sudut pandang kita terhadap organisasi tersebut. Untuk sektor ini dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:


  • Philosophy = Kultur Manajemen di organisasi tersebut, tentang risiko
  • Integrity
  • Risk-Perspective = Perspektif organisasi tersebut terhadap risiko
  • Risk-Appetite = Penerimaan organisasi tersebut terhadap risiko yang bisa muncul.



Selanjutnya, kita harus Menetapkan Tujuan yang sesuai dan tentu saja mendukung misi organisasi, serta dapat dilaksanakan secara konsisten.


Setelah menetapkan tujuan, kita harus melakukan Identifikasi terhadap Risiko. Yaitu dengan mengidentifikasi hal-hal yang ada di dalam maupun di luar lingkungan organisasi yang memiliki kemungkinan untuk memengaruhi strategi pencapaian organisasi yang telah ditetapkan. Baik itu pengaruh positif (opportunities) maupun pengaruh negatif (risks).


Identifikasi terhadap Risiko sudah selesai, kemudian kita akan melakukan Penilaian terhadap Risiko. Kita menilai dan menganalisa kemungkinan terjadinya (likelihood), dan dampak (impact) sebagai dasar untuk penentuan bagaimana seharusnya risiko tersebut diberlakukan. Nilai yang muncul terhadap risiko kegiatan di organisasi itu muncul dari perkalian antara Likelihood, dengan Impact.


Dengan munculnya nilai risiko, kita akan bisa menentukan Sikap terhadap Risiko. Tahap ini akan dibagi dalam 4 poin, yaitu:


  • Avoidance = menghentikan kegiatan yang mengandung resiko itu
  • Reduction = mengurangi likelihood atau impact dari risiko
  • Sharing -= menanggung bersama risiko tersebut dengan pihak lain
  • Acceptance = menerima risiko (karena dampaknya sangat kecil)



Kemudian kita harus melakukan Aktivitas Pengendalian terhadap sikap yang sudah kita ambil. Dengan tahap ini, kita akan mengetahui apakah prosedur yang sudah ditetapkan itu berjalan dengan efektif atau tidak.


Tahap selanjutnya adalah Informasi dan Komunikasi, agar risiko yang muncul bisa dikomunikasikan dan segala informasi penting yang berhubungan dengan risiko dapat menyebar dengan baik sehingga tiap orang di organisasi tersebut dapat menjalankan kewajiban tugasnya.


Terakhir, kita akan melaksanakan tahap Monitoring. Tahap ini dapat berbentuk supervisi, rekonsiliasi, evaluasi, dan sebagainya.

Biandy N.
143010004572

Do You Know : Communication ???



HAIIIIII!!!!! Assalamualaikum…..

PENGERTIAN
Komunikasi adalah proses pengiriman informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga informasi atau pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Di dalam komunikasi, ada dua pihak yang terlibat yaitu:
·         Komunikator      : orang yang menyampaikan informasi atau pesan
·         Komunikan         : orang yang menerima informasi atau pesan.
Selain dua tersebut dalam suatu komunikasi harus ada berita/ pesan/ informasi yang akan disampaikan.
Dalam berkomunikasi, keberhasilan komunikator atau komunikan sangat dipengaruhi olehbeberapa factor yaitu cakap, pengetahuan, sikap, system social, dan kondisi lahiriah.

Komunikasi Dalam Organisasi


Hasil gambar untuk proses komunikasi


Pengertian Komunikasi

     Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan maupun informasi dari seseorang ke orang lain yang melibatkan kata-kata, ekspresi dan intonasi.
Kounikasi sebagai rantai pertukaran informasi mempunyai nsur-unsur:
  1. suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
  2. Suatu sarana pengaliran informasi
  3. Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu

Apa itu Komunikasi ???



Materi yang akan dibahas dalam blog manajemen pada kesempatan kali ini adalah tentang komunikasi,mungkin jika kita ditanya apakah komunikasi itu? Kita akan menjawab dengan sederhara, seperti hubungan kita dengan orang lain, berbincang dengan orang lain,dll.tapi apakah komunikasi sesederhana itu saja? Jawabanya tidak, karena komunikasi jauh lebih luas dari hanya sekedar berbincang dengan orang lain saja. Untuk mengetauhi betapa luasnya pembahasan komunikasi, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu komunikasi?

Yes. you can.. (Bab Motivasi)

(Salam sukses jiwa muda!)
"Hidup ini harus hebat, luarbiasa dan kuat. Yang sederhana adalah sikapnya!"
Teman-teman yang mengikuti sepak bola u-19 indonesia beberapa waktu lalu pasti mengenal kata-kata itu. Kalimat itu keluar dari seorang yang dikenal mampu mengangkat semangat timnas u-19 kala berhadapan dengan lawan-lawan nya.
Ya, dialah indra safri.
Ia mampu memberikan energi, arahan dan ketekunan kepada para pemain dengan begitu luarbiasa.

Energi, arahan, dan ketekunan, ya ketiganya itulah yang membentuk suatu definisi dari apa yang disebut dengan motivasi.

Dalam ilmu manajemen, telah dijelaskan ada banyak teori-teori tentang manajemen. Mulai dari teori maslows, teori hygiene, hingga teori penguatan(reinforcement).
Saya ingin berbagi satu kisah inspiratif yang bersumber dari kisah nyata (truestory) dimana kisah ini sarat akan apa yang disebut dengan motivasi. Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang bernama, bob wieland.

(He’s awesome)
Bob Wieland adalah peserta lomba lari marathon sejak tahun 1986 di New York. Bob adalah veteran perang yg kehilangan kedua kakinya. Ia menggunakan kedua tangannya untuk menempuh 42 kilometer.
Setelah berjuang selama 4 hari dan hampir pingsan kelelahan dengan tangan berlumuran darah akhirnya Bob berhasil mencapai garis finish.
Ayahnya menyaksikan Bob dengan air mata yang berlinang. Ayahnya merasakan anaknya fokus dengan cita-citanya. Dan ayahnya bangga sekali.
Di sepanjang jalan ayahnya berteriak:

BobCome on! Come on, Bob come on!!!
One more step. One step at a time!!! One step at a time!!!
Come on, Bob one step at a time!!!
Ayo, Bob... satu langkah lagi... satu langkah lagi...
Come on, Bob... satu langkah lagi...!!!
Kalau kamu punya impian, teriak ayahnya, impian itu harus kuat, dan kamu harus fight!! Fight, Man!
Kamu harus berjuang, kamu harus mendapatkannya satu langkah demi satu langkah!!!
Come on, Bob! One step at a time!!!

Semua penonton berdiri dan bersoraksorai menyambutnya.
Segera para wartawan dan repoter berkerumun dan menanyakan apa yangg menyebabkan Bob bisa bertahan dan mencapai garis finish?
Bob Wieland menjawab:
"Sejak perlombaan ini dimulai, pandangan mata saya selalu tertuju ke garis finish. Dan saya selalu yakin saya akan menyelesaikan lomba ini.
Saya bukan orang yang hebat dan sempurna. Anda lihat, saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya berusaha mencapai apa yang telah saya inginkan. Kebahagiaan yang saya dapatkan adalah dari proses untuk mendapatkannya.
Selama lomba, fisik saya menurun drastis. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah, tapi rasa sakit dibatin saya terjadi bukan karena luka itu melainkan ketika saya memalingkan wajah saya ke garis finish. Jadi, saya kembali fokus menatap goal saya. Saya rasa, tidak ada orang yang gagal dalam berlari marathon ini.
Tidak masalah Anda mencapainya berapa lama. Asal Anda terus berlari menuju arah yg benar, anda pasti akan mencapai tujuan anda. Anda disebut gagal bila Anda berhenti. Jadi, janganlah berhenti sebelum mencapai tujuan Anda."

*Do you know?
ada angka-angka yang tak terbatas antara 0 dan 1. ada 0,1 dan 0,12 dan 0,112 dan sekolesi tak terbatas lainnya. Tentu, ada himpunan angka tak terbatas lainnya yang lebih besar, misalkan antara 0 dan 2, atau antara 0 dan 1 juta. Beberapa yang tak terbatas tersebut lebih besar dari yang tak terbatas lainnya. Maksudnya? Tuhan itu adil, saat Bob hampir menyerah, mungkin ia menganggap dirinya memiliki himpunan angka-angka tak terbatas, yang lebih kecil dari peserta lainnya. tapi ketika ia sadar bahwa banyak  orang-orang yang berada di bawah keterbatasannya, ia bangkit dan kembali kuat.

Truestory ini sangat berkaitan dengan materi motivasi ini.
Bagaimana sebuah motivasi diperlukan dan dibutuhkan dengan tanpa syarat.
Bahkan seseorang yang berada dalam kekurangan seperti yang dialami oleh, Bob Wieland, sangat membutuhkannya. Saya tidak akan menyoroti bagaimana semangat bob. Saya justru menyoroti ayah dari bob Wieland. Bagaimana ayahnya begitu membakar mental bob dengan ucapan dan juga teriakan nya. Ia sadar benar bahwa hal yang dilakukan oleh anak nya adalah sesuatu yang sangat berat. Mungkin banyak orang akan beranggapan bahwa bob sudah “gila”, terlalu terobsesi dan sebagainya. Namun tidak bagi ayah Bob. Ia melihat bahwa apa yang dilakukan oleh anaknya adalah bagian dari mimpi anaknya.

Semua orang pasti punya mimpi. Dan tidak banyak orang yang berhasil meraihnya.
Dan Bob, dia adalah salah satu dari himpunan orang-orang yang tidak berhasil meraihnya itu.
Dalam hidup ini, kita butuh orang lain atau figur sebagai motivator demi meraih mimpi. Juga agar kita berhasil menaklukan ketakutan di dalam diri kita sendiri.
Dalam kisah Bob Wieland, ia menggunakan kekuatan motivasi dalam dirinya.
Bob butuh arahan. Oleh karena itu, ayahnya hadir sebagai pemberi arahan agar Bob tetap sadar kemana tujuan nya.
Tak hanya arahan, Bob pun juga butuh energi. Secara fisik ia sudah selesai. Tapi berkat energi dan dorongan dari seorang ayah yang sangat ia kasihi. Diluar dugaan, ia kembali bangkit dan mencapai tujuannya.

(beralih ke teori motivasi dalam manajemen)
Dalam dunia manajemen, motivasi adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang manager dalam memahami dan membantu masalah-masalah yang dialami anggota/karyawan-karyawan nya. Maka dikemukakan bermacam-macam teori motivasi dan disesuaikan dengan perannya dalam suatu organisasi. Dalam teori-teori motivasi telah diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu, petunjuk, isi, dan proses.
  1. Teori petunjuk
Teori ini didasarkan pada pengalaman coba-coba.

  1. Teori isi, disebut juga teori kebutuhan.
·         Hirarki kebutuhan dan psikologi oleh Abraham H. Maslow
·         Teori pemeliharaan motivasi atau Higienis oleh Frederick Herzberg
·         Teori prestasi oleh David McCleland

  1. Teori proses
·         Teori pengharapan
·         Pembentukan perilaku
·         Teori Porter-lawyer
·         Teori keadilan


Dalam dunia manajemen juga, bahwa peran manager dalam memotivasi karyawan-karyawannya menjadi hal yang serius dan perlu diperhatikan, demi menjaga tujuan organisasi tetap tercapai.

(penutup)
Indra safri tau benar bahwa dalam memimpin para pemain timnas u19 tidaklah mudah. Muda dan cenderung sulit diatur adalah konsekuensi daripada melatih sebuah tim yang beranggotakan anak-anak muda.
Dia bukanlah seorang motivator yang tiap minggu tampil di televise dan berkata “salam super”.
Dia juga bukan seorang yang berlatar belakang pendidikan sarjana.
Tapi ia sadar bahwa demi menjaga visi nya tercapai, maka ia harus senantiasa memacu dan memotivai pemain-pemainnya.

Ia melakukan berbagai cara pendekatan terhadap anak didiknya agaria lebih mengenal karakter. Ia melibatkan pemainnya dalam mengambil keputusan. Misalkan saja saat memberikan jatah libur. Ia aktif menanyakan kepada pemainnya, masalah apa yang mereka sedang hadapi sekarang. Apa yang membuat mereka kehilangan semangat saat latihan.
Semua coach indra lakukan adalah demi menjaga hubungan.
Seperti dalam ilmu manajemen, teori 3 kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland tanpa sadar telah Coach indra laukakan.

What’s that?
Needs affliation.
How?
Terlihat dari cara pendekatan yang dilakukan oleh coach Indra dan menjadi salah satu kekuatan timnas U19, yaitu dengan membentuk kekeluargaan.
So what’s the point?
Dalam praktiknya, motivasi bukan hanya sekedar teknik pemberi semangat semata. Tapi lebih dari itu, motivasi adalah kekuatan jiwa dan hal yang bisa menjadi falsafah hidup seseorang.
Kaitannya dalam ilmu modern, seorang manager lah yang harusnya paling mengenal karyawannya terutama ketika melihat karwannya yang dibawah perform.

Ingatlah sahabat,
“sebenarnya kamu lebih berani dari yang kamu duga, lebih kuat dari yang kamu tahu, dan lebih pintar dari yang kamu kira, namun itu semua tersembunyi dibalik dinding tipis bernama keragu-raguan.
Kamu tidak percaya dengan kemampuanmu yang sebenarnya? Sayang sekali.
Aku bisa, dia bisa, dan kamupun juga bisa”



sahabat terkasih,
 Vincentius Sony Mauboy
kelas 1G
no 31
abcs